11.02.2025

Pengimbasan Koding dan Kecerdasan Artifisial


Oleh : RAHMAT AMIRUDIN, S.Kom
Prioritas Utama Pendidikan: Indonesia Genjot Koding dan KA untuk Cetak SDM Inovatif
Arah kebijakan pendidikan Indonesia saat ini secara tegas menempatkan penguatan sumber daya manusia (SDM) sebagai prioritas utama. Melalui transformasi pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, pemerintah bertekad mendidik generasi penerus bangsa agar tidak hanya cakap sebagai pengguna, tetapi juga mampu menjadi pencipta dan inovator teknologi, khususnya dengan memanfaatkan potensi Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA).
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah merespons cepat tuntutan zaman dengan mengintegrasikan pembelajaran Koding dan KA ke dalam kurikulum nasional. Mulai tahun ajaran 2025/2026, kedua materi ini akan tersedia sebagai mata pelajaran pilihan, dimulai untuk siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD) dan seterusnya hingga jenjang menengah.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mukti, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian krusial dari upaya digitalisasi pendidikan yang dicanangkan oleh Presiden. "Penambahan mata pelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar mampu bersaing di kancah global," ujar Mukti.
Dari Pengguna Menuju Pencipta
Visi utama dari kebijakan ini adalah mengubah paradigma generasi muda dari sekadar konsumen teknologi menjadi kreator solusi digital. Pembelajaran Koding dan KA dirancang untuk membangun keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan pemecahan masalah (problem-solving) yang esensial di era digital.
Dengan menguasai Koding, siswa belajar logika pemrograman yang menjadi fondasi untuk membangun aplikasi, perangkat lunak, dan sistem digital. Sementara itu, pemahaman akan KA membekali mereka kemampuan untuk merancang sistem cerdas yang dapat mengotomatisasi tugas, menganalisis data, dan bahkan memecahkan masalah kompleks secara efisien.
"Kita tidak ingin anak-anak Indonesia hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga dapat menciptakan teknologi," tegas pemerintah melalui berbagai inisiatifnya.
Tantangan dan Pemerataan Akses
Meskipun ambisius, implementasi kebijakan ini menghadapi tantangan, terutama terkait kesiapan infrastruktur dan kualitas guru di seluruh pelosok negeri. Program ini membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, termasuk perangkat canggih dan koneksi internet stabil, yang belum merata di semua sekolah di Indonesia.
Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi dan industri, didorong untuk membangun ekosistem kolaboratif guna memastikan pemerataan akses terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pelatihan guru yang memadai juga menjadi kunci untuk memastikan materi Koding dan KA dapat disampaikan secara efektif dan menarik.
Integrasi Koding dan KA dalam kurikulum nasional menandai era baru dalam pendidikan Indonesia, sebuah langkah strategis untuk membekali generasi muda dengan keterampilan yang diperlukan agar dapat berkembang dan memimpin di dunia yang semakin digerakkan oleh teknologi digital.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews